Halloween di Bulan Maret
“Halloween datangg!!!” seru Princessa begitu muncul di pintu kelas. Princess, nama panggilannya, ia lalu tertawa lebar, Li-El dan semua teman kelas melongo. Seperti ada tombol yang mengatur, teman-teman lalu menegokkan kepala ke kalender di dinding, masih bulan Maret. “Kepalamu tidak terbentur kan, ketika turun dari mobil?” tukas Andi, si jahil di kelas. Beberapa anak terkikik. “Huh, 31 Oktober memang masih lama, tapi 18 Maret besok aku ingin mengadakan pesta. Temanya Halloween!” jelas Princess. Mereka diminta dating dan berpakaian ala Halloween. “Kostum paling asyik akan dapat hadiah!” Princess mengakhiri pengumuman yang heboh di pagi itu.
Wow, acara yang seru! Princess memang unik. Ulang tahunnya di bulan Januari kemarin tidak dirayakan, dia justru mengadakan pesta di hari yang tidak istimewa untuknya. Anak-anak semangat membicarakannya. Berdandan yang heboh di pesta, siapa yang tidak mau? Asyik juga,sih! Pikir Li-El. Apalagi ada hadiah untuk kostum paling heboh, tapi sepertinya perlu biaya yang mahal. Huhhh!
“Hei melamun!!” seseorang menepuk pundak Li-El, ternyata Kanda. Wah, rupanya Li-El memikirkan ide untuk kostum Halloween sampai ke tempat Les clay. “Mencari ide, bukan melamun” tukas Li-El cemberut. Kanda tertawa. “Ide untuk apa?” Pikiran Li-El cerah seketika. Mungkin Kanda bias memecahkan masalahnya. Diceritakannya pesta Princess. Lalu, malu-malu Li-El bilang tidak bias mengeluarkan uang banyak-banyak. Kanda mencubit-cubit dagunya, berpikir. “Ah iya!” mata Kanda berbinar-binar. “Temanmu suka sesuatu di luar kebiasaan. Jadi dia pasti suka kalau kamu membuat sendiri kostum Halloweenmu itu!”
Li-El bengong, Kanda mengira kalau usulnya jelek. “Bagus banget!” buru-buru Li-El berkomentar. “Tapi aku bingung membuatnya.” Kanda juga bingung “Ah, kamu langganan majalah kreativitas, kan? Siapa tau ada cara membuat kostum Halloween!” ide Kanda lagi. Sekarang mata Li-El yang berbinar. “Benar juga!” Sepulang Les clay, Li-El membongkar koleksi majalahnya. Ternyata, ada cara membuat kostum Halloween. Li-El segera menelepon Kanda. Kanda pun menawarkan diri membantu Li-El di hari Minggu. Jadi seharian di Minggu ini Li-El dan Kanda sibuk membuat kostum itu. Memang tidak sebagus kostum-kostum di film, tapi lumayan kok! “Mudah-mudahan ini jadi kostum paling keren di pesta besok!” ujar Kanda. Wajahnya tampak lelah, tapi tetap berseri-seri. Hmm, biarpun suka jahil, Kanda selalu siap membantu.
Seminggu kemudian, Li-El pergi ke pesta Princess dengan percaya diri. Tidak perlu malu meskipun kostumnya tidak membeli di toko. “Wow! Kamu benar-benar mirip ratu jahat!” komentar beberapa anak memuji. Padahal itu cuma kain biasa ditambah macam-macam hiasan. Ternyata banyak anak yang melakukan hal sama seperti Li-El, membuat kostum sendiri. Ada juga yang memakai kostum bekas drama, tetapi diberi banyak pernak-pernik. “Kalian mengerti yang aku inginkan. Aku memang ingin kalian memakai kostum buatan sendiri, atau memakai kostum yang sudah ada.” Ujar Princess senang. Tira dan beberapa anak yang sengaja memakai kostum baru cemberut. “Eh, tapi yang sengaja memebeli juga keren banget kok!” ujar Princess buru-buru, takut teman-temannya tersinggung.
Sekarang Li-El berdebar-debar menanti pengumuman pemenang kostum terheboh. “Kostum terheboh dimenangkan oleh …..” MC sengaja menghentikan kata-katanya. “Aldi!” teriak MC heboh. Semua anak di pesta bertepuk tangan. Topi bertanduk unik di kepalanya sangat bagus. Juga gelang super besar yang serasi dengan topinya. Aldi memakainya di tangan dan kakinya. Sepertinya Aldi membuatnya dari tisu dan kertas koran. Semua membuat kostum Aldi jadi sangat bagus. Padahal dia cuma memakai kostum bekas drama. Li-El agak kecewa. Tetapi dia dan Kanda sudah berusaha membuat kostum itu sebaik-baiknya. Li-El juga sangat menikmati pestanya, dia juga tak rugi apapun. Dengan semangat, dia bertepuk tangan untuk Aldi.
“Eiittss! Ada satu lagi!” kata MC begitu Aldi sudah naik panggung. “Ada penghargaan untuk kostum paling murah tapi tetap keren. Kostum ….. Li-El!” Li-El tercengang. Penghargaan yang aneh! Tapi, ini memang pesta yang menuntut kreativitas. Jadi, wajar saja kalau ada penghargaan seperti itu. :Murah meriah, murah meriah!” goda Petra saat Li-El lewa di depannya. Anak-anak lain tertawa. Li-El hanya menjulurkan lidah dan tawa Petra makin keras. Petra tidak sedang menghinanya.
Saat Li-El berdiri di panggung dan teman-temannya bertepuk tangan, Li-El menyadari betapa asyiknya pesta ini. Pesta yang memperlihatkan kalau Kanda sangat baik hati. Pesta yang membuat dia dan teman-temannya tetap tertawa dan tidak saling iri, meskipun ada yang kalah dan menang.
0 komentar:
Posting Komentar